Cari Pasangan Lewat Tinder


Alert!!

Postingan ini bukan berniat/bermaksud untuk menjelekkan berbagai pihak yang tertulis merknya di sini. Onishaca tulis merk di sini karena Onishaca hanya ingin jujur menceritakan pengalaman. 

Dan mutlak perlu kalian yakini, bila kalian membaca kondisi buruk yang Onishaca tulis di sini, kondisi ini bukan hanya disebabkan oleh aplikasi dari merk yang Onishaca sebut di sini. Kejahatan atau kondisi buruk tersebut bisa saja terjadi di manapun, menggunakan piranti atau aplikasi apapun. Bahkan tanpa menggunakan perantara, kondisi buruk tersebut masih tetap bisa terjadi di sekitar kita.  

Malu Nggak Sih?

Well, ini adalah salah satu pengalaman dari penulis Onishaca. Sebut saja Surkiyem.

Tadinya Surkiyem nggak mau bikin judul yang seperti ini, terasa begitu memalukan diceritakan hahaha. Tapi kalau diinget-inget lagi, banyak kok yang dapet pasangan dari dunia maya (atau tidak dari bertemu secara langsung yang semacam ketemu di jalan terus dimintain nomer telpon ahaayy).

Contoh nih ya, ada sanak saudara yang sudah mendapatkan pasangan (cowok) dari tinder. Terakhir sih kabarnya, orang tuanya sudah saling kenal dan sedang mempersiapkan ke jenjang yang lebih serius. Sudah tunangan lah ya. Contoh lagi nih, kalau dilihat di halaman Instagram Tindernya juga, banyak yang kasih review sudah menikah dengan pasangan Tindernya.

Dan Surkiyem sendiri juga dikasih info tentang tinder ini dari temen game Surkiyem (hahaha dari maya ke maya ampuun). Sebenernya sebelumnya temen-temen real Surkiyem sudah sering kasih tau Surkiyem kalau mereka sedang deket dengan cowok ini, cowok itu, dan kenalnya lewat aplikasi. Kalau tidak salah aplikasi Tantan dan Mi Chat, Tinder iya nggak ya? Yang Surkiyem inget banget malah cuma Mi Chat. 

Surkiyem waktu dikasih tau teman real masih ogah-ogahan sih, karena konsen Surkiyem belum ke cowok. Dan belum merasa kesepian banget (karena aktivitas kuliah, jualan, pekerjaan lainnya, rutinitas Surkiyem dengan teman-teman, dan masih agak kecanduan dengan salah satu game), jadi memang pikiran Surkiyem teralihkan dari usaha untuk mempunyai pasangan, walaupun aslinya pengen juga hahaha.

Dan jujur juga aslinya Surkiyem merasa malu kalau harus terang-terangan mencari pasangan di dunia maya, rasanya kok seperti tidak laku. Walaupun kenyataannya teman-teman Surkiyem yang install 'dating app' tersebut bukan golongan tidak laku, Surkiyem masih kayak ngerasa malu-malu buat install aplikasi tersebut. 

Terlebih lagi Surkiyem sudah sering melihat orang-orang yang eksis di dunia maya ini seperti menganggap hubungan di dunia maya hanya lucu-lucuan dan sama sekali tidak diseriusi (contoh laki-laki sudah punya anak istri mengaku di facebook belum punya pacar, atau perempuan bersuami punya TTM di game). Jadinya Surkiyem ngerasa gimana ya ... harus selektif banget sih. Atau amannya ya nggak usah nyari di dunia maya aja sekalian hahaha.

Fix Install

Nah, apa yang menjadikan Surkiyem fix menginstall Tinder?

Surkiyem tau, Surkiyem bukan orang spesial untuk anda yang sedang membaca postingan Surkiyem. Surkiyem hanya curhat aja sama layar.

Jadi waktu itu ada seorang teman avakin yang tadinya mengaku sebagai laki-laki (HAHAHAHA), kemudian dia pakai instagram anonim untuk menghubungi akun instagram Surkiyem dan meminta maaf sudah membohongi Surkiyem. Ya, dia perempuan. 

Dia meminta maaf karena takut merasa dari ulah membohongi Surkiyem tersebut 'kembali' ke dia.

Jadi dia cerita, dia ketemuan dengan laki-laki dari aplikasi Tinder, dan ternyata tidak sesuai ekspetasinya. Pokoknya beda gitu lah. Dari situ lah dia menghubungi Surkiyem, sampai minta Video Call untuk membuktikan dia perempuan cantik dan meminta maaf. 

Bentar bentar, kok jadi bingung. Sebenarnya dia ingin membuktikan dirinya perempuan atau meminta maaf? Ah sudah lah.

Meskipun sebenarnya 'karma' yang dia dapat belum tentu karena membohongi Surkiyem, tapi intinya dari situ, Surkiyem penasaran dengan aplikasi Tinder. Akhirnya Surkiyem install. 

Explor

Di kota asal, Surkiyem tidak mendapatkan teman yang cocok. Tapi Surkiyem mendapatkan 2 teman baik dari lintas provinsi. Kenapa kok bisa lintas provinsi? Memang Surkiyem pakai Tinder Gold? Nggak gaes. Kalau nggak salah waktu itu ada gratisan fitur premium yang bisa pindah kota, atau nggak memang Tindernya yang memperlebar jarak untuk menemukan pengguna Tinder lainnya. 

Itu juga tidak ada yang sampai menjadi pasangan karena memang belum cocok. Untuk ngobrol enak, tapi yang untuk jadi pasangan tidak ada.

Kalau mau gibah sih, salah satunya sepertinya merupakan tipikal gampang hinggap ke perempuan yang dilihatnya paling cantik. Jadi perempuan yang akrab sebelumnya terlupakan deh hahahah (tipikal bajul nggak sih? Bajul itu buaya ya, jangan marah dibilang buaya karena buaya hanyalah hewan hahaha). 

Dan teman yang satunya ini orang yang baik, dia belum memikirkan pasangan. Dan kami berhubungan baik sampai sekarang. Terimakasih sudah menjadi orang yang baik! Semoga pahalanya diterima XD.

Lama Surkiyem tidak menggunakan aplikasi ini (karena sempat ganti hp juga). Akhirnya Surkiyem install lagi, iseng lagi cari-cari orang. Terlebih di kota baru Surkiyem kehilangan aktivitas yang membuat Surkiyem tetap waras seperti di kota sebelumnya. Contohnya, teman. Surkiyem di kota asal masih lumayan bisa ngobrol dengan teman hampir tiap hari. Di sini?

Yah karena pekerjaan Surkiyem bukan bekerja di luaran, tapi lebih banyak di rumah, jadinya kesempatan Surkiyem untuk menemui orang baru jadi tertutup. 

Dari sini Surkiyem mendapat 2 teman yang Surkiyem kenal sampai sekarang, salah satunya teman yang mengantar Surkiyem untuk ambil kucing di Depok dan membantu mengecat kamar Surkiyem. Satunya bahu-membahu masalah mencari uang (bisnis dan pekerjaan). 

Mungkin sebagian orang berpikiran, mana mungkin dua insan berbeda jenis kelamin bisa berteman kalau tidak baper-baperan? Kalau Surkiyem bilang sih, pasti bisa, asal memang ada tujuannya hahaha. Dan tujuan keperluan hidup kan bukan hanya tentang romance saja, benar kan? 

Asal tujuannya bukan untuk ke tempat tidur saja. Karena Surkiyem lihat dan seperti yang diceritakan teman-teman tinder cowok, di aplikasi ini tuh banyak orang dengan tujuan negatifnya. Contoh

  • Ada yang mencari FWB (Friend with Benefit)
    Tau lah ya yang dimaksud 'benefit' itu apa? Kalau yang sudah nonton film yang dibintangi Justin Timberlake berjudul Friend with Benefit pasti tau ya. Yang nggak tau, jadi FWB ala Tinder ini sama-sama mencari manfaat khususnya di tempat tidur tetapi hubungan sosial tetap berteman biasa. Bayar nggak? Ya nggak lah namanya juga sama-sama mencari 'Benefit'.
  • Ada yang open BO (cewek ya)
    Beberapa teman (cowok) di Tinder bercerita kalau cewek-cewek di situ ada yang tau-tau menawarkan diri ketika sudah match dan bisa chat. Dan ada juga yang memang mencari open BO.
  • Ada juga yang menipu
    Dulu pernah ada yang, ngechat mau minjam uang sama Surkiyem dengan beralasan ibunya sakit, uangnya menipis, sedang tidak punya pekerjaan, dan lain-lain alasannya. Aduh mas ... tolong mas ... tolong ya ... cari rejeki yang halal aja biar kembalinya ke masnya juga enak, berkah juga.
  • Nyari 'hiburan' sampingan
    Bisa cuma temen chat tapi bisa juga beneran dijadiin selingkuhan.
    Contoh nih ada temen yang ceweknya ternyata sudah bersuami. Dilabraklah dia sama suaminya. Surkiyem agak kurang jelas pas dia ngobrol, sepertinya kondisi si temen (korban) lagi ada di rumah cewek tersebut. 
    Contoh lagi, ada temen yang sempat pacaran, eh ternyata si cewek ini sudah punya pacar.
    Ada juga yang dijadikan teman dekaaaat banget, eh ternyata si cowok cuma dijadikan pengisi kekosongan sesaat sebelum si cewek menikah (kondisi sudah tunangan).
  • Nyari 'partner tambahan'
    Pernah ada juga cowok yang cerita pada Surkiyem, kalau dia diajak th***s*m* oleh perempuan di aplikasi itu dengan suaminya, Perempuan ini juga sudah menyiapkan tempat segala macam, jadi si teman cowok tinggal datang (hadeh aneh-aneh aja ya?).
Apakah Orang-Orang di Tinder Nggak Nggenah Semua?

Begitulah beraneka bentuk manusia kawan-kawan. Surkiyem yakin kalian juga sudah sering mendapatkan cerita seperti di atas dari sekeliling kalian, tanpa menggunakan piranti aplikasi dating app, jadi Surkiyem tidak full 100% menyalahkan aplikasi ini. 

Ada juga dulu aplikasi yang Surkiyem lupa namanya, yang bisa dibuat live streaming tapi konon katanya malah banyak cewek yang ketika live berpakaian tidak senonoh. Tapi sekarang malah ada aplikasi berbayar yang menjembatani perempuan-perempuan untuk menampilkan video tidak senonoh mereka ke pelanggannya (lupa juga namanya apa).  

Balik lagi ke Tinder sih, ada juga orang-orang yang memang serius mencari pasangan, tapi Surkiyem nggak tau ya itu berapa persen. Yang jelas sih kemarin sempat ada yang mengajak Surkiyem nikah dari aplikasi itu (eh ciee hahaha), karena Surkiyem kira dia serius, Surkiyem tawarkan ke teman lain yang Surkiyem kira sudah siap menikah (ternyata belum). Dan ternyata orang ini tidak begitu baik dari segi agama, untung saja si teman bilang belum siap menikah.

Oke hitung ya, itu satu ngajak nikah. Yang lainnya sebenarnya juga banyak yang menginginkan hubungan serius, cuma profilnya tidak Surkiyem like. Kalaupun sampai match juga dari chat awal-awal sudah ketauan kalau orang tersebut mencari yang serius, dan Surkiyem hanya mencari teman ngobrol. 

Adeuuh hahahah keceplosan deh niat Surkiyem yang memang kurang serius. Eh tapi bukannya nggak ada salahnya? Kalau memang cocok menjadi teman kenapa tidak? Teman Surkiyem yang jadi teman bisnis itu memang mengumpulkan koneksi dari tinder. Dan dia jadi punya banyak cerita dan wawasan pengetahuan bisnis dari situ.

Pengen Cerita tapi Takut Dibilang Alay

Jadi gaes ... oke kalian boleh pergi dari sini. Ini part memalukan Surkiyem. Jadi ketika awal Surkiyem pindahan, Surkiyem kenal dengan .... Surkiyem bikin di postingan lain ya gaes (Dikejar-Kejar Bajul Tinder). Postingan ini Surkiyem biarkan suci dari curhatan alay Surkiyem hahaha.

Jadi yang di atas belum cukup alay ya gaes, kalau kalian pengen numpahin emosi atau mau ngata-ngatain Surkiyem silakan komen di bawah XD

LihatTutupKomentar